Senin, 09 Mei 2011

literatur reptilia


A.1 Morfologi dan Anatomi
            Kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk kelompok reptil. Kadal mempunyai sisik-sisik yang berbentuk membulat, mengkilat, licin, mulus. Kepalanya runcing agak segitiga dan panjang ekornya dua kali lebih panjang dari kepala dan badan. Kakinya ada yang mengecil dan ada pula yang seakan tidak berkaki (Radiopoetro, 1996: 225).
            Tubuh reptil terdiri dari empat bagian yaitu : kepala, ekor, leher, badan, dan ekor. Bagian kepala terbentuk seperti pyramid, dan bila dibandingkan dengan tubuhnya ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah melebar. Masing-masing mata memiliki dua pelupuk yang dapat digerakkan dan terdapat membran niktitans yang transparans, membran ini terletak pada ujung anterior mata yang berfungsi untuk membersihkan kornea pada saat diperlukan. Pada sisi lateral terdapat celah dangkal berbentuk oval yang merupakan lubang telinga luar (Kastawi, 1992: 64).
            Tubuh terbagi atas kepala, leher, badan, dan ekor. Sistem rangka(skeleton) berupa tulang keras. Columna vertebratis terdiri dari cervix, thorax, lumbar, sacrum, dan cauda. Pada skeleton ditempelin otot-otot yang susunannya lebih kompleks dari pada ampibi. Hal ini terkait dengan penyesuaian diri di darat misalnya untuk gerak cepat (Boolootian, 1979: 273).

Reptilia memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung tubuh di daratan yang bersifat lebih berat dari pada di dalam air. Selain itu juga untuk gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat (Jasin, 1984: 273).
            Sistem kerangka pada kadal (Mabouya multifasciata) dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu endoskeleton dan eksoskleton (Kastawi, 1992: 56).
a. Eksoskeleton, berasal dari epidermis, berupa sisik menanduk yang 
    menyelubungi  permukaan tubuhnya, posisi seperti susunan genting. Bentuk
    sisik berbeda antara bagian kepala, badan, ekor.
b. Endoskeleton, terdiri dari skeleton aksial dan apendikular. Skeleton aksial
    terdiri dari tengkorak, kolumna, perebralis, sternum dan rusak
            Menurut Kastawi (1992, 59): sistem pencernaan terdiri dari dua bagian yaitu alat dan kelenjar pencernaan makanan.
a. Alat pencernaan terdiri dari :
1. Mulut, bagian ini dapat terbuka secara lebar dan bagian atas atau bawah
    terdapat bibir otot yang tidak dapat digerakkan, dan kedua bibir itu ditutup
    sisik.
2. Rongga mulut bagian dalam terdapat ludah panjang dan berotot melekat pada
    bagian ventral rongga mulut sepanjang bagian tengahnya. Lidah ini dapat
    digerakkan dan bercabang dua, memiliki kuncup perasa dan kelenjar mukosa.
3. Faring, merupakan lanjutan dari rongga mulut yang berhubungan dengan
    esophagus.
4. Esophagus, panjang hampir lurus dan berbentuk tabung yang simetris.
5. Lambung, memiliki otot yag tebal pada pertengahan tubuh sebelah kiri
    berbentuk huruf U, bagian lambung dibedakan menjadi dua bagian: kardia dan
    pilorik.
6. Usus kecil, terdiri dari dua bagian yaitu deudenum pada bagian anterior, dan
    ileum yang terdapat pada posterior.
7. Usus besar, bagian ini terdiri dari dua bagian proksimal dan rektum pada bagian
    distal.
8. Kloaka, muara rektum yang merupakan muara akhir dari saluran pencernaan.
            Kelanjar pencernaan makanan pada kadal ( Mabouya multifasciata) terdiri dari lambung, hati, prankeas, dan kelenjar usus.
            Sistem saraf terdiri dari otak dan sistem saraf tepi.
a. Otak, bagian-bagian otak terdiri dari :
1. Dua buah bulbus olfaktorius yang panjang dan keduanya dihubungkan dengan
    traktus optikus ke hemefere.
2. Hemisfer serebral.
3. Dua buah lobus optikus yang berbentuk oval, terletak di sebelah belakang
    hemisfer serebral.
4. Traktus optikus dan saraf obtik, terletak di ventral hemisfer.
5. Serebelum terletak dibelakang lobus optikus.
6. Medula oblongata, terletak  di ventrolateral  serebelum, berdekatan dengan tali
    saraf spinal, yang selanjutnya dilanjutkan dengan
7. Infudibulum
8. Hipofisis.


Boolotion,1979, Zoologi.  New York Maemillan:  Publising

Brotowijoyo, mukayat, 1993,Zoloogi dasar. Jakarta: Erlangga

Cokrokusumo, 1983, Pengantar Vertebrata. Jakarta: Erlangga

Jasin ,1984, Sistematik hewan invertebrata dan vertebrata. Surabaya: sinar wijaya

Kastawi 1992,Zoologi avertebrat bagian II. Malang: UM press

Sukiya,2005,Biologi vertebrata. Malang: UM, PRESS




Senin, 02 Mei 2011

Redakan Sakit Kepala dengan 6 Tips Sederhana

           Sakit kepala bisa datang menyerang Anda secara tidak terduga. Sakit kepala disebabkan oleh banyak hal. Namun beberapa penyebab umum sakit kepala dalam masyarakat modern adalah deadline pekerjaan, stres, beban kerja, kemacetan lalu lintas, dan masih banyak lagi. Apakah Anda sering mengalaminya?
Secara umum, sakit kepala adalah respons tubuh terhadap stres fisik maupun emosional. Stres memicu kontraksi otot-otot di kepala dan leher yang kemudian menciptakan ketegangan dan sakit kepala. Stres juga membuat pembuluh darah menyempit yang selanjutnya menyebabkan migrain.
Bagi beberapa orang, sakit kepala adalah hal yang mengganggu meskipun tidak berlangsung begitu lama. Penting bagi Anda untuk mengatasinya, cobalah beberapa tips dibawah ini:
  1. Campuran Jahe Dan Teh
    Jahe bekerja melawan migrain dengan menghambat sintesis prostaglandin. Jahe juga membantu mengatasi rasa mual yang sering menyertai migrain.
    Cara membuat: rebus teh hingga mendidih dan masukan ¾ irisan jahe ke dalam 2 cangkir air. Tutup selama 30 menit. Kemudian minumlah.
     
  2. Gosokkan Minyak Thyme/Minyak Rosemary di Kepala
    Oleskan satu atau dua tetes minyak thyme atau rosemary di dahi Anda. Gosok dengan lembut dipermukaan kulit, kemudian diamkan selama beberapa menit. Minyak thyme dan rosemary mengandung carvacrol yaitu suatu zat yang bertindak sebagai inhibitor COX-II, sejenis obat anti-peradangan seperti ibuprofen.
     
  3. Teh Chamomile
    Berikan diri Anda waktu untuk beristirahat sejenak disela-sela kesibukan untuk meringankan ketegangan yang menyebabkan sakit kepala. Teh chamomile memiliki senyawa yang membantu Anda rileks untuk meringankan rasa sakit. Seduh satu kantong teh chamomile dengan secangkir air matang. Tutup selama 10 menit, tambahkan madu sebagai pemanis dan minum secara perlahan di tempat yang tenang.
     
  4. Rendam Kaki dengan Peppermint dan Minyak lavender
    Beberapa ahli pengobatan tradisional percaya merendam kaki adalah salah satu obat yang ampuh untuk sakit kepala. Air panas akan menarik darah menuju kaki sehingga mengurangi tekanan pada pembuluh darah di kepala. Tambahkan beberapa tetes peppermint atau minyak lavender untuk aroma terapi.
     
  5. Magnesium
    Para penderita migrain memiliki kadar magnesium yang rendah did alam otak mereka selama serangan terjadi. Konsumsi suplemen yang mengandung magnesium dapat mencegah sakit kepala. Dapatkan asupan magnesium sebanyak 400 miligram per hari.
     
  6. Vitamin B2
    Sebuah penelitan memberikan 400 miligram vitamin B2 kepada setiap relawan yang mengikuti penelitian tersebut. Mereka diberikan suplemen vitamin B2 setiap hari selama tiga bulan dan dampaknya 50-59% relawan mengalami penurunan keluhan migrain. Jadi konsumsilah vitamin B2 ini untuk membantu mengatasi keluhan sakit kepala Anda.
     
Jika Anda sering terkena sakit kepala, cobalah 6 pereda sakit kepala sederhana ini agar keluhan Anda dapat segera teratasi. Semoga bermanfaat!


2.1 Morfologi Katak Hijau (Rana macrodon)
       Amphibi berasal dari kata Amphibi yang artinya rangkap dan Bios, artinya kehidupan, karena amphibi ialah hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di air tawar, kemudian dilanjutkan di darat. Tubuh rana sp terdiri atas tiga bagian utama yang meliputi: caput (kepala), badan (truncus), dan ekstrimitas (anggota gerak) (Radiopoetro, 1996).
       Katak hijau mempunyai permukaan kulit yang selalu basah dan tidak bersisik, mata berkelopak sedangkan skeleton sebagian besar berupa tulang keras. Katak hijau memiliki suhu tubuh yang tergantung dalam lingkungan sekitarnya. Meskipun terdapat perbedaan, pada amphibi masih mempunyai persamaan dengan ikan. Amphibi merupakan vertebrata darat yang terendah dan diduga dari satu nenek moyangnya (Kiptiyah, 2004).


Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang. hlm: 37 –
       Caput pada katak hijau berujung tumpul, tanpa moncong (rostrum) yang menonjol dan rima oris (terminal). Pada dataran dorsal moncongnya terdapat sepasang nares atau lubang hidung yang kecil. Sepasang mata terdapat hamper pada apex caput, ia berukuran besar dan menonjol (Radiopoetro, 1996).
       Lidah pada Rana macrodon memiliki ujung yang bercabang dua dan dapat di julurkan kedepan untuk menangkap mangsa, lidah ini akan digulung kebelakang jika sedang tidak digunakan (Jasin, 1986).
 
Pada bagian truncus berbentu pendek dan kompak, memipih pada setengah bagian distal yaitu pada daerah yang oleh vertebrata sacrales. Lubang kloaka terletak terminal (Radiopoetro, 1984).
           Warna kulit katak bermacam-macam dengan pola yang berlainan. Warna-warna itu di timbulkan oleh pigment-pigment yang terdapat di dalam sel-sel pigment didalam dermis. Celah-celah pigment tersebut, sebagai berikut:
1.      Melanophora, berisi melanin yang berwarna hitam atau coklat.
2.      Lipophora, berisi lipochrom yang berwarna merah atau kuning, terletaktetap di bawah epidermis.
3.      Guanophora, sel-sel yang mengandung kristal-kristal guanine, dengan difraksi kristal-kristal ini menghasilkan warna biru-hijau (radiopoetro, 1984).





2.3 Klasifikasi Katak Hijau (Rana macrodon)
      Adapun klasifikasi katak hijau (Rana macrodon) sebagai berikut:
Phylum           : Chordata
Sub phylum    : Vertebrata
Klas                : Amphibi
Sub klas          : Apsidospondyli
Ordo               : Anura
Family            : Ranidae
Spesies           : Rana macrodon ( Sukiya, 2005).

2.3 Habitat Katak Hijau (Rana macrodon)
      Menurut Radiopoetro (1984) katak hijau (Rana macrodon) tidak hanya hidup di perairan yang dalam dan menggunakan sebagian besar waktunya berada di darat.
      Sedangkan menurut sukiya (2005) bahwa katak sebagian besar hewan yang menghabiskan tahap awal siklus kehidupannya di dalam air, dari bentuk larva berupa kecebong yang bernafas dengan insang luar kemudian larva mengalami metamorfosis menjadi anak katak  dengan alat pernafasan berupa paru-paru. Tapi kehidupan seperti ini tidak mutlak untuk untuk semua klas amphibi, ada bebrapa yang tidak pernah meninggalkan air dan yang lainnya ada yang tidak pernah masuk ke dalam air pada tahap tertentu dari siklus kehidupannya. Ada juga yang tidak punya paru-paru sampai dewasa dan beranafas melalui kulit, karenanya kulit tersebut selalu basah dan glandular.


 DAFTAR PUSTAKA
Jasin, M. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar    wijaya. hlm: 45 – 50.


Brotowidjoyo, M,D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga. hlm: 194 – 200.

Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga. hlm: 473 – 490.