Senin, 02 Mei 2011



2.1 Morfologi Katak Hijau (Rana macrodon)
       Amphibi berasal dari kata Amphibi yang artinya rangkap dan Bios, artinya kehidupan, karena amphibi ialah hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di air tawar, kemudian dilanjutkan di darat. Tubuh rana sp terdiri atas tiga bagian utama yang meliputi: caput (kepala), badan (truncus), dan ekstrimitas (anggota gerak) (Radiopoetro, 1996).
       Katak hijau mempunyai permukaan kulit yang selalu basah dan tidak bersisik, mata berkelopak sedangkan skeleton sebagian besar berupa tulang keras. Katak hijau memiliki suhu tubuh yang tergantung dalam lingkungan sekitarnya. Meskipun terdapat perbedaan, pada amphibi masih mempunyai persamaan dengan ikan. Amphibi merupakan vertebrata darat yang terendah dan diduga dari satu nenek moyangnya (Kiptiyah, 2004).


Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang. hlm: 37 –
       Caput pada katak hijau berujung tumpul, tanpa moncong (rostrum) yang menonjol dan rima oris (terminal). Pada dataran dorsal moncongnya terdapat sepasang nares atau lubang hidung yang kecil. Sepasang mata terdapat hamper pada apex caput, ia berukuran besar dan menonjol (Radiopoetro, 1996).
       Lidah pada Rana macrodon memiliki ujung yang bercabang dua dan dapat di julurkan kedepan untuk menangkap mangsa, lidah ini akan digulung kebelakang jika sedang tidak digunakan (Jasin, 1986).
 
Pada bagian truncus berbentu pendek dan kompak, memipih pada setengah bagian distal yaitu pada daerah yang oleh vertebrata sacrales. Lubang kloaka terletak terminal (Radiopoetro, 1984).
           Warna kulit katak bermacam-macam dengan pola yang berlainan. Warna-warna itu di timbulkan oleh pigment-pigment yang terdapat di dalam sel-sel pigment didalam dermis. Celah-celah pigment tersebut, sebagai berikut:
1.      Melanophora, berisi melanin yang berwarna hitam atau coklat.
2.      Lipophora, berisi lipochrom yang berwarna merah atau kuning, terletaktetap di bawah epidermis.
3.      Guanophora, sel-sel yang mengandung kristal-kristal guanine, dengan difraksi kristal-kristal ini menghasilkan warna biru-hijau (radiopoetro, 1984).





2.3 Klasifikasi Katak Hijau (Rana macrodon)
      Adapun klasifikasi katak hijau (Rana macrodon) sebagai berikut:
Phylum           : Chordata
Sub phylum    : Vertebrata
Klas                : Amphibi
Sub klas          : Apsidospondyli
Ordo               : Anura
Family            : Ranidae
Spesies           : Rana macrodon ( Sukiya, 2005).

2.3 Habitat Katak Hijau (Rana macrodon)
      Menurut Radiopoetro (1984) katak hijau (Rana macrodon) tidak hanya hidup di perairan yang dalam dan menggunakan sebagian besar waktunya berada di darat.
      Sedangkan menurut sukiya (2005) bahwa katak sebagian besar hewan yang menghabiskan tahap awal siklus kehidupannya di dalam air, dari bentuk larva berupa kecebong yang bernafas dengan insang luar kemudian larva mengalami metamorfosis menjadi anak katak  dengan alat pernafasan berupa paru-paru. Tapi kehidupan seperti ini tidak mutlak untuk untuk semua klas amphibi, ada bebrapa yang tidak pernah meninggalkan air dan yang lainnya ada yang tidak pernah masuk ke dalam air pada tahap tertentu dari siklus kehidupannya. Ada juga yang tidak punya paru-paru sampai dewasa dan beranafas melalui kulit, karenanya kulit tersebut selalu basah dan glandular.


 DAFTAR PUSTAKA
Jasin, M. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar    wijaya. hlm: 45 – 50.


Brotowidjoyo, M,D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga. hlm: 194 – 200.

Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga. hlm: 473 – 490.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar